Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Alfalah
- Jum'at, 07 Juni 2024
- Ponpes Al Falah
- 0 komentar
Pondok Pesantren Al Falah
Latarbelakang
Lembaga pendidikan yang berada di Dusun Sambirobyong RT 02 RW 03 Desa Jekek Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, lembaga ini telah berdiri pada tahun 1915 dan telah beberapa kali mengalami pergantian pengasuh. PP Al Falah menggunakan sistem pendidikan pesantren pada umumnya, mengaji blandongan mengaji kitab kuning, selain pendidikan non-formal PP Al Falah juga memiliki kegiatan non-formal mulai dari RA MI SMPI hingga MA.
Kepemimpinan PP Al Falah
PP Al Falah mula mula didirikan oleh KH. Husnindar atas dorongan masyarakat sekitar yang awalnya abah yai hanya mendikiran mushola kecil dari bambu dan beberapa kayu jati. Pada masa itu (1911) KH. Husnindar belum memiliki angan-angan untuk mendirikan sebuah pesantren, beliau datang dari Ponorogo ke Nganjuk semata hanya ingin menyebarkan ajaran agama islam menggunakan metode mengaji Al Qur’an layaknya pendidikan TPQ. Bertahun tahun beliau mengajarkan ajaran agama islam hanya dengan 7 orang pengikut yang berinisitaf mukim yaitu. 4 orang bersal dari ponorogo dan 3 orang warga asli sambirobyong. Mereka mendirikan 2 kamar kecil bermodel angkring di utara musola dari bambu. KH. Husnindar yang saat itu masih belum berkenan untuk menerima santri mukim ahirnya menyetujui tindakan yang dilakukan oleh orang orang tersebut. 8 bulan setelah angkringan berdiri santri mukimpun bertambah menjadi 26 orang dan kamarpun harus diperbanyak pula. Melihat keadaan tersebut masyarakat sambirobyong tergerak untuk mendirikan sebuah bangunan permanen ahirnya pada tahun 1917 tepatnya 2 tahun setelah musola berdiri para masyarakat serentak mendirikan bangunan permanen yang kelak akan dijadikan untuk pondok pesantren Al Falah, bangunan tersebut berada di timur musola menghapad ke selatan berjumlah 6 ruang kamar tidur dan 1 ruang belajar. Meski bangunan menggunakan semen dari tanah namun pada masa itu sudah sangatlah megah.
Generasi Penerus.
Setelah kepergian KH. Husnindar pada ( 1952 ) estafet kepimpinan PP. Al Falah dilanutkan oleh KH. Dimyathi, beliau diberikan tugas mengembangkan PP. Al Falah menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mengenalkan agam islam kepada masyarakat sambirobyong saja, melainkan mengajarkan ajaran agama kepada siapaun yang membutuhkan dan menginginkannya. Pada masa ini santri mukim mencapai ratusan dan berasal dari berbagai wilayah di indonesia, ada yang dari wonogiri sumatra kebumen jakarta nusa tenggara dan banyak lagi. Selain santri putra PP Al Falah juga telah memiliki Asrama kusu putri yang lokasinya berada di paling timur dari komplek masjid, atau yang sekarang menjadi podok pesantren Ma’hadul Qur’an Al Falah.
Pada masa ini pondok juga mengajarkan silat karena tidak kondusifnya keamanan NKRI, santri yang dirasa sudah mumpuni akan diberikan tugas untuk mengikuti peperangan yanng pada masa itu melawan ninja. Selain bertambahnya Asrama Pondok Pesantren atas dorongan salah satu masyarakat KH. Dimyathi merespon untuk mendirikan lembaga pendidikan yaitu Madrasah Diniyah pada awalnya lembaga pendidikan ini beroprasi pada malam hari dikarenakan sore hari beberapa para santri belum pulang dari mencari uang. Karena kebanyakan para santri pada masa ini memiliki kegiatan berupa supir travel berupa becak. Setelah berdirinya sebuah yayasan yang bernama Yayasan Sosial Islam Al Falah yang diketuai oleh KH. Markum Mabruri, lembaga madin baru beroprasi pada sore hari tepatnya pada tahun 1997 setelah gedung MI didirikan, berpindahnya operasional madin kesore hari dikarenakan jumlah santri non mukim kian bertambah dan tidak hanya yang berusia lanjut atau dewasa melainkan usia belasan tahun sudah mulai mengikuti pembelajaran di Al Falah. Pada masa ini pula masjid Al Falah telah merenovasi sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1982 dan pada tahun 2002, beberapa bulan setelah renovasi masjid dilakukan KH. Dimyathi berpulang ke rahmatullah. Pada masa ini pula PP. Al Falah memiliki beberapa cabang yaitu PP Al Falah Putri 2 yang sekarang menjadi Ma’hadul Qur’an yang dulu diasuh oleh (alm) KH, M. Romli Ruba’I serta PP Al Firdaus Al Falah Putri yang sekarang menjadi PPTQ. Al Firdaus Al Falah yang dulu diasuh oleh (alm) KH. Dimyathi. PP Al Falah Putri yang diasuh oleh (alm) KH. Zaenuri.
Generasi Penerus.
Setelah kepulangan KH. Dimyathi (2002) kerahmatullah, PP Al Falah mengalami penurunan santri secara drastis. Bahkan beberapa asrama sempat tidak ada santri mukim 1 pun. Pada masa ini estafet kepimpinan dipinpin oleh KH. M. Yustafad, SH, M.Sy. berkurangnya santri secara drastis membuat KH. M. Yustafad, SH, M.Sy harus berikhtiyah lebih untuk kembali meramaikan PP Al Falah, sowan sowan kepada para Kiyai di Jawa Timur telah beliau laksanakan guna memohon do’a dan restu sekaligus petunjuk untuk mengatasi keterpurukan PP Al Falah. Perintisan pertama yang dilakukan oleh KH. Yustafad, SH, M.Sy adalah mengadakan kegiatan rutinan dengan para alumni PP. Al Falah dengan harapan mereka – mereka mau memondokkan putra putrinya di Al Falah. Atas saran dan informasi dari beberapa alumni bahwa lembaga pesantren yang tidak memiliki pendidikan formal pada tahun ini kurang diminati oleh beberapa orang, ahirnya abah yai berinisiatif mendirikan pendidikan formal.
PAUD Al Falah beliau berhasil dirikan dan mendapatkan banyak murid,RA yang dulu dikekolah oleh Masyarakat beliau tarik menjadi bagian dari Al Falah karena sempat tidak ada murid yang bersekolah di RA sebab PP Al Falah memiliki PAUD. Pada tahun ini pula YAPSIFA telah berganti menjadi Yayasan Al Falah Baron, pergantian nama Badan Hukum bertujuan untuk melebarkan sayap Al Falah, memudahkan Al Falah dalam mendirikan beberapa pendidikan formal yang memiliki izin operasional.
selain paud beliau juga berhasil mendiri madrasah ibtidaiyah yang sekarang semakin berkambang pesat dan mendapatkan peserta didik yang lumayan banyak,bukan hanya santri yang mukim saja yang bersekolah di madrasah ibtidaiyah tetapi dari masyarakat sekitar pun banyak yang menyekolahkan anak nya dimadrasah ini.
serta pada tahun 2015 SMP Islam juga telah didirikan oleh beliau,serta mendapatkan siswa yang lumayan banyak dan sekarang sudah mulai berkembang dengan adanya smp islam diharapkan bisa menarik para santri untuk mukim di ponpes alfalah.
Tahun 2019 MA Al Falah telah beroprasi dan mendapatkan 20 peserta didik. Pada masa ini santri mulai bertambah sedikit demi sedikit, 2021 awal pembatasan akses pendidikan oleh pemerintah dikarenakn Covid-19 atau yang dikenal Corona adalah awal mula bertambahnya santri PP Al Falah, pada masa itu semua kegiatan di PP. Al Falah tidak diliburkan, sehingga menarik minat banyak orangtua untuk menitipkan putra putrinya ke PP Al Falah. Bahkan jumlah santri pada masa ini telah melampaui jumlah santri masa masa sebelumnya. Keberhasilan KH. Yustfad, SH, M.Sy dalam memimpin Al Falah tidak serta merta atas usaha pribadi beliau, ada banyak tokoh yang terlibat mulai dari istri beliau Ny. H, Khoirul Bariyah yang setia menemani beliau, para sanak famili dan para alumni juga ikut membantu meramaikan kembali PP. Al Falah yang sempat tidak ada santri mukim.
Pada masa ini pula Yayasan Al Falah bekerja sama dengan pemerintah untuk mendirikan Balai latihan kerja Desain Mode dan Tekstil yang sampai sekarang masih beroprasi. Ma’had Aly Al Falah juga telah berhasil beliau dirikan pada tahun 2023 dan mendapatkan 2 orang peserta didik.